https://majalengka.times.co.id/
Berita

Tari Belentung Jatitujuh Majalengka, Penuh Makna Filosofi Kehidupan

Kamis, 01 Februari 2024 - 13:00
Pesona Tari Belentung Jatitujuh Majalengka, Penuh Makna Filosofi Kehidupan Tari Belentung, seni pertunjukan khas dari Desa Jatitujuh, Kabupaten Majalengka. (FOTO: Disparbud Kabupaten Majalengka)

TIMES MAJALENGKA, MAJALENGKATari Belentung, seni pertunjukan khas dari Desa Jatitujuh, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, menampilkan gerakan unik dan sarat makna mendalam.

Menurut informasi dari laman Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Majalengka, bahwa Tari Belentung terinspirasi oleh kehidupan katak di sawah. Tarian ini menyampaikan filosofi tentang kegembiraan dan keseimbangan antara manusia dengan Sang Pencipta.

Tari Belentung terdiri dari 14 gerakan yang membentuk narasi yang indah dan bermakna, diiringi alunan dari alat musik tradisional terbuat dari bambu yang juga bernama Belentung.

Pertama, penari melakukan gerakan yang disebut dengan 'Sembah puter eyeg-eyeg,' atau sebagai doa pembuka, awalan yang mempersatukan penari dan penonton dalam momen sakral.

Setelah itu dilanjutkan gerakan 'Merekeh Heum-Heuk' yang menggambarkan membuka mata melambangkan kesadaran akan keindahan di sekitar.

Perjalanan hidup, divisualisasikan dalam gerakan 'Mincid Aclek,'. Lalu 'Gibas-gibas' sebagai gerakan menampakkan diri, memberikan dimensi visual yang mengagumkan.

'Tumpang Acer', 'Igel Putar' dan 'Sabet Guar' menjadi ekspresi suka cita kegembiraan atas nikmatnya hidup akan melimpahnya air dan makanan.

Pertunjukan mencapai puncaknya melalui gerakan 'Rengkuh Godeg Dzikir,' yang merupakan ekspresi rasa syukur mendalam. Ini adalah saat di mana nilai ketuhanan terwujud dengan megahnya. Sementara, gerakan 'Acred Acleg' dan 'Putar Bahu Mundur Aclog' menjadi penegas kegembiraan yang memuncak.

Keindahan alam di sekitar, termasuk air sawah, diresapi dalam gerakan 'Sabet Guar' dan 'Tali Ngojay.' Momen cumbu alam dalam 'Ngalageday' menjadi pengingat akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan.

Dua belas gerakan sebelumnya diakhiri dengan 'Sidakep Nutup,' yang merupakan gerakan hormat penutup, sebagai penegas bahwa pertunjukan ini tidak hanya menyentuh aspek kemanusiaan dan ketuhanan, tetapi juga mengajak penonton untuk merenung dan menghormati keindahan yang tercipta.

Menariknya, dari 14 gerakan tersebut, tujuh di antaranya memiliki makna kemanusiaan, sementara tujuh gerakan lainnya membawa nilai ketuhanan. Sehingga menciptakan keseimbangan yang harmonis dan memperkaya pengalaman penonton dengan pesan-pesan mendalam.

Tari Belentung khas dari Desa Jatitujuh, Kabupaten Majalengka bukan hanya sebatas seni pertunjukan, tetapi juga sebuah persembahan yang mengajak untuk merenung tentang kehidupan, keindahan alam dan hubungan dengan Tuhan. (*)

Pewarta : Hendri Firmansyah
Editor : Ronny Wicaksono
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Majalengka just now

Welcome to TIMES Majalengka

TIMES Majalengka is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.