TIMES MAJALENGKA, MAJALENGKA – Museum Alit Grumala yang terletak di dalam bangunan Gedung Juang Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, telah menjadi daya tarik bagi pelajar dan pengunjung dari berbagai kalangan.

Sebagaimana terlihat saat para pelajar Madrasah Tsanawiyah Negeri X Majalengka, mereka begitu antusias ketika melakukan kunjungan ke Museum Alit Grumala untuk pertama kalinya.

Kedatangannya ke museum ini penuh dengan harapan untuk memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam dan wawasan luas melalui referensi visual dan informasi yang tersedia di dalamnya.

Sesampai di lokasi, para pelajar ini langsung dikenalkan oleh Nana Rohmana, seorang penelusur sejarah sekaligus pengelola museum Alit Grumala, tentang asal usul dari Gedung Juang yang dulunya sebagai kantor Asisten Residen Majalengka yang didirikan Belanda tahun 1860.

"Bangunan ini salah satu peninggalan zaman kolonial Belanda dan memiliki sejarah yang tak ternilai. Dulunya berfungsi sebagai kantor Asisten Residen Majalengka pada tahun 1860," terang Nana Rohmana di hadapan para pengunjungnya itu, Minggu (5/11/2023).

Nana mengatakan, bahwa keberadaan Museum Alit Grumala yang dikelolanya itu diharapkan bisa merepih jejak transformasi warisan budaya dan sejarah yang ada di Majalengka kepada setiap generasi.

Meskipun museum terlihat kecil dan koleksinya relatif sedikit, para siswa-siswi merasa senang bisa melihat, meraba dan mengamati beberapa koleksi bersejarah dafi kawasan kabupaten berjuluk Kota Angin ini yang masih terlestari.

Ada beberapa benda-benda arkeolog yang tersimpan dan menarik perhatian, di antaranya fosil gigi dan rahang Stegodon atau gajah purba, tanduk dan tulang belulang rusa purba, fosil hewan laut dan benda-benda artefak lainnya.

Satu demi satu benda-benda peninggalan tersebut dipaparkan secara perlahan tentang muatan informasi yang terkandung di dalamnya kepada para pelajar itu dengan jelas oleh pria yang akrab disapa Kang Naro ini. 

Kemudian, ada momen menggugah rasa ingin tahu ketika para pelajar merasa tergelitik penasaran saat melihat secara langsung ani-ani (alat pemotong padi) dan alat untuk menenun kain zaman dulu, dan Kang Naro pun menerangkannya.

Koleksi di Museum Alit Grumala tidak hanya tentang artefak kuno semata. Museum ini juga memiliki koleksi foto-foto yang menggambarkan perjalanan Bupati Majalengka sejak periode Kabupaten Maja pada tahun 1819 hingga masa sekarang.

Menurut salah seorang siswa yang berkunjung, bahwa keberadaan Museum Alit Grumala merupakan sebuah jendela yang mengungkapkan perubahan dan perkembangan Kabupaten Majalengka selama berabad-abad, dari masa lalu hingga saat ini.

"Museum Alit Grumala adalah sebuah tempat yang memiliki nilai sejarah dan pendidikan yang sangat penting, terutama bagi masyarakat Kabupaten Majalengka. Museum ini adalah pintu berharga yang mengarahkan kita menuju warisan budaya dan sejarah yang perlu dilestarikan untuk generasi mendatang," ungkapnya. (*)