TIMES MAJALENGKA, MAJALENGKA – Jembatan Cijati permanen yang menghubungkan Kelurahan Cijati Majalengka, Jawa Barat, dengan blok Sukajaya kini dirasakan warga setempat cukup bermanfaat.
Bukan saja roda dua yang bisa lewat di Jembatan Cijati Majalengka, tapi juga mobil ukuran sedang bisa melewati jembatan permanen yang masih berusia tiga tahunan ini.
Sebelum Jembatan Cijati dibangun, warga dua blok Cijati dan Sukajaya ini melewati jembatan gantung dengan alas seng dan baja. Itu dimanfaatkan cukup lama, bertahun-tahun lamanya.
Kini, sesudah jembatan permanen dengan alas beton dan rabat beton serta aspal, jembatan Cijati Majalengka berdiri untuk memudahkan warga dua blok dalam satu kelurahan ini.
Tiga tahun lalu, warga yang hendak bersilaturahmi ke blok Sukajaya sambil membawa mobil, harus memutar cukup jauh ke dekat Rumah Sakit Majalengka, via Tarikolot. Kini hal tersebut hanya tinggal cerita kenangan.
Warga di luar Cijati sekalipun, bisa mengakses dan lewat jembatan permanen yang bisa tembus ke jalur Lingkar Utara Majalengka, via Tarikolot dan Cikasarung.
Warga setempat, Yana mengatakan, setelah ada jembatan permanen yang cukup lebar, hal itu memudahkan masyarakat untuk berlalu lintas, tanpa harus memutar cukup jauh. Terutama bagi keluarga yang berkendara dengan membawa mobil.
"Dulu itu harus memutar ke Tarikolot dulu, ke belakang rumah sakit Majalengka. Dulu di sini hanya jembatan gantung. Tak bisa dilalui oleh mobil beroda empat atau lebih, itu kini hanya tinggal kenangan saja," ungkapnya, Senin, (26/9/2022).
Kini, selain akses yang lancar karena telah ada jembatan permanen, mulai berdiri rumah-rumah dan warung serta toko yang berdekatan dengan jembatan Cijati tersebut. Ekonomi di sekitar jembatan tersebut dengan sendirinya terus berkembang.
"Sekarang mulai ada bangunan dan rumah baru yang berdiri ke dekat jembatan itu. Cukup banyak warga yang berlalu lintas ke jembatan ini setiap harinya," ungkapnya.
Warga lainnya, Tata mengatakan hal yang sama. Meski ia bukan warga Kelurahan Cijati Majalengka, namun ketika ia melewati jembatan permanen tersebut cukup kaget. Sepengetahuannya, dulu masih jembatan gantung, yang bisa lewat hanya motor, sepeda dan becak.
"Tadinya mau lewat Tarikolot atau Cikasarung. Cuma ada teman yang ngasih tau, sekarang sudah ada jembatan permanen yang bisa dliewati mobil. Jadi saya coba saja, dan saya tidak jadi memutar, karena sudah ada jembatan ini," ungkapnya.
Memudahkan untuk Angkut Hasil Panen dan Palawija
Sejumlah petani di Blok Sukajaya Kelurahan Cijati Majalengka ini, juga kini merasa mudah dan dimudahkan.
Usai panen ataupun ketika mau ada urusan ke wilayah perkotaan Majalengka, misalnya hendak ke Taman Sejarah Munjul, maka akses yang ditempuh hanya cukup lima menit bila lewat ke jembatan Cijati permanen itu.
Panen padi ataupun panen palawija lainnya yang ditanam di blok Sukajaya Cijati, kini bisa diangkut dengan mudah dan lancar, tanpa harus memutar.
"Sekarang hasil panen bisa diangkut dengan mudah. Jembatan permanen ini tentu saja membantu para petani. Membantu dua warga yang tinggal beda blok, namun terhalang oleh sungai yang lebar," ujar petani setempat, Arif.
Petani lainnya, Ita mengatakan hal yang sama. Dirinya tak kesulitan lagi ketika harus mengangkut puluhan ton hasil panen padi-nya di blok Sukajaya.
Ia hanya perlu mengontak temannya yang punya mobil pick up untuk mengangkut hasil-hasil panen palawija di kebun dan sawahnya.
Para petani tidak lagi kesulitan untuk mengangkut hasil panen dan palawija. Maupun untuk mengangkut barang-barang lainnya seperti pindahan rumah.
"Lancar ayna mah, geus aya jembatan permanen. Teu kudu jauh muter ke Tarikolot. Sekarang kita tinggal siapkan saja mobil untuk mengangkut," ujar warga Majalengka ini terkait kondisi Jembatan Cijati yang kini lebih lega. (*)
Pewarta | : Herik Diana (MG-406) |
Editor | : Ronny Wicaksono |