TIMES MAJALENGKA, MAJALENGKA – Karya berbasis tanah liat asal Jatiwangi Arta Factory (JAF) Kabupaten Majalengka Jawa Barat dibahas di event documenta fifteen Kassel, Jerman.
Jatiwangi art Factory (JAF) mencatat telah bergelut dengan karya keramik, berbahan baku tanah liat itu telah cukup lama.
Bahan dari tanah liat itu kemudian dikreasikan oleh tangan-tangan seniman menjadi karya seni yang sangat indah.
Dengan menggunakan media keramik, JAF menampilkan sosok di balik karya Genteng Jatiwangi. Tulisan 'Oemar Was Here,' terpampang pada keramik seni rupa yang dipamerkan di sana.
"Dulu, ada orang yang bernama Haji Oemar Maroef. Beliau memulai membangun mushola dengan bahan dari genteng atau tanah liat," ungkap penggagas JAF, Ginggi S Hasyim, Senin, (18/7/2022).
Ginggi menambahkan, sejak tahun 1905 an Haji Oemar Maroef, saat itu masih pemerintahan kolonial Belanda di wilayah Majalengka, telah meminta masyarakat untuk membuat Genteng secara massal.
"Kebijakan pemerintah kolonial itu, sekaligus menandai dimulainya industrialisasi Genteng. Saat itu juga, tahun1905 pemerintah kolonial Belanda memerintahkan warga belajar membuat genteng dan bata untuk memenuhi kebutuhan mega proyek membangun beberapa pabrik gula. System industrialisasi, dimulai saat itu," ungkapnya.
Kemudian, tahun 2005, masih kata Ginggi, JAF lahir dengan mengusung tanah liat sebagai bahan untuk berkarya. JAF lahir di Desa Jatisura, Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka.
"Tahun 2012 masyarakat Jatiwangi Majalengka mulai membuat, meneguhkan komoditas menjadi identitas melalui Rampak Genteng pertama dan membacakan ikrar Jatiwangi bersama," ujarnya.
Sosok Oemar, merupakan tokoh di balik Genteng Jatiwangi, kini terpampang di documenta fifteen, tepatnya di Hubner Areal. Karya seni rupa Oemar itu, menghiasi Hubner areal selama pameran itu berlangsung, hingga September 2022. (*)
Pewarta | : Herik Diana (MG-406) |
Editor | : Irfan Anshori |