https://majalengka.times.co.id/
Berita

Ritual Talaga Manggung‎, Bupati Majalengka: Ajang Destinasi Wisata Budaya dan Religius

Senin, 12 September 2022 - 18:03
Ritual Talaga Manggung‎, Bupati Majalengka: Ajang Destinasi Wisata Budaya dan Religius Bupati Majalengka, H Karna Sobahi menghadiri ritual Talaga Manggung. (FOTO: Herik Diana/TIMES Indonesia)

TIMES MAJALENGKA, MAJALENGKA – Pemerintah Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, merasa cukup berbangga diri tentang kearifan lokal yang dimiliki dan terus dilestarikan di museum Talaga Manggung di wilayah administratif Desa Talaga Wetan Kecamatan Talaga Kabupaten Majalengka. Salah satunya adalah Ritual Talaga Manggung

Ritual yang konsisten dilakukan setiap tahunnya ini, mengundang masyarakat dari wilayah luar Majalengka, seperti Cirebon, Indramayu, Kuningan, Tasikmalaya, Ciamis, Sumedang dan wilayah lain yang mengenal sejarah Talaga Manggung.

Benda-benda peninggalan kerajaan Talaga Manggung, yang hingga kini masih terpelihara dengan baik, disimpan dan dibersihkan dengan prosesi ‎"Nyiramkeun'. Tradisi atau kearifan lokal ini harus dilaksanakan pada hari Senin di bulan Shafar tanggal belasan, setiap tahunnya. 

Bupati Majalengka, H. Karna Sobahi mengatakan prosesi yang mengusung budaya dan kearifan lokal yang ada di Talaga Manggung ini patut terus diapresiasi dan terus dilestarikan. Mengingat potensi kunjungan wisata yang mendatangkan ribuan orang ini akan lebih mengenalkan nama Majalengka. 

"Ini merupakan destinasi wisata budaya dan wisata religius. Ada nilai sejarahnya. Juga kita bisa melihat bagaimana orang-orang dulu mempunyai senjata yang hingga kini terawat dengan baik," ungkapnya, Senin, (12/9/2022). 

Talaga-Manggung-2.jpg

Bupati menambahkan, kearifan lokal yang diperlihatkan secara khidmat dan menjunjung tinggi aturan lokal, demi menghormati para leluhur, ditambah suguhan kuliner-kuliner lokal yang disajikan membuat ritual tahunan Talaga Manggung ini menjadi lebih bermakna dan lebih elegan serta orisinalitas lokal yang tiada duanya. 

"Ini merupakan kearifan lokal yang sangat original, konsisten dilaksanakan. Wisatawan dari luar daerah pun berdatangan. Pemkab Majalengka dalam hal ini mensuport dan mendukung tradisi yang mengedepankan keaslian lokalitas," ungkapnya. 

Salah satu anggota dari keluarga besar Kerajaan Talaga Manggung, Raden Teten mengatakan, tradisi Talaga Manggung melalui ritual "Nyiramkeun" setiap tahunnya itu telah‎ dilaksanakan sejak dulu. Acara ini telah berumur ratusan tahun.

"Warisan budaya berasal dari para leluhur yang hingga kini kami pertahankan.  Acara tradisi ini tentu saja mendatangkan barokah silaturahmi keluarga besar Kerajaan Talaga dengan masyarakat. Sekaligus menjalin persaudaraan dengan kerabat dari wilayah lain, karena banyak juga dari luar Majalengka," ujarnya. 

Raden Teten menambahkan, kekayaan budaya dan kearifan lokal di wilayah Talaga ini tentu saja mengusung tema demi melestarikan benda-benda peninggalan kerajaan Talaga Manggung.

Prosesi yang dianggap sakral, untul ritual "Nyiramkeun" ini yakni menggunakan ‎air untuk pencucian benda-benda pusaka. Air yang digunakan berasal dari sembilan sumber mata air atau Ci Nyusu dalam bahasa Sunda. 

Talaga-Manggung-3.jpg

"Proses pengambilan Ci Nyusu ini, juga diambil oleh kuncen tertentu. Wadah untuk menampung airnya pun menggunakan tempat penyimpanan yang khusus, yakni harus dari bambu kuning," ucapnya.

Sementara itu, warga Majalengka‎, salah satunya Astuti mengatakan dirinya cukup bangga dengan adanya tradisi lokal yang konsisten dilaksanakan setiap tahunnya itu. Ia sendiri merasa bersyukur, krena saar ini pandemi sudah mulai longgar. 

"Dibandingkan awal-awal pandemi, proses acara ini dulu dibatasi pengunjungnya. Sekarang alhamdulillah sudah kembali normal lagi. Banyak pedagang juga laku keras karena produknya dibeli oleh warga luar," ungkapnya. 

Pedagang kopi di sekitar museum Talaga Manggung, Ari mengatakan hal yang sama. Dengan adanya acara tradisi yang mendatangkan pengunjung luar wilayah ke Talaga Manggung, membuat dirinya sibuk menerima konsumen yang minta dibuatkan kopi. 

"Yang namanya pedagang tentu saja senang kalau banyak yang beli. ‎Saya setuju jika acara budaya di Talaga Manggung di Kabupaten Majalengka seperti ini harus terus dilestarikan dan dibudidayakan," ujarnya. (*)

Pewarta : Herik Diana (MG-406)
Editor : Deasy Mayasari
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Majalengka just now

Welcome to TIMES Majalengka

TIMES Majalengka is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.