https://majalengka.times.co.id/
Berita

Sesi Ke-9, Bromo Sunset & Culture Terbang Go International

Minggu, 07 Desember 2025 - 07:42
Sesi Ke-9, Bromo Sunset & Culture Terbang Go International Sajian tari khas Probolinggo menyapa pengunjung lintas negara di Bromo Sunset & Culture sesi ke-9 pada Sabtu (6/12/2025). (Foto: Theofany Aulia/DJ TIMES Indonesia)

TIMES MAJALENGKA, PROBOLINGGO – Gelaran Bromo Sunset & Culture resmi melangkah ke level internasional. Pada sesi ke-9 bulan ini, Sabtu (6/12/2025), acara yang biasanya menjadi panggung seni Probolinggo itu berubah menjadi titik temu pemuda lintas negara dari ASEAN dan Jepang.

Sekitar 150 delegasi internasional hadir langsung di Seruni Point, Sukapura, Probolinggo, Jatim. Mereka datang dari Cambodia, Thailand, Malaysia, Myanmar, Vietnam, Timor Leste, Jepang, hingga berbagai provinsi di Indonesia. Kehadiran mereka menegaskan bahwa Bromo Sunset tak lagi sekadar agenda wisata daerah, melainkan telah menjadi ruang diplomasi budaya di ketinggian lebih dari 2.000 mdpl.

Acara sesi ke-9 ini bertepatan dengan Regional Leadership Forum KAPPIJA 21, sebuah forum pemimpin muda ASEAN–Jepang. Kedua agenda yang bertemu pada satu panggung inilah yang menjadi penanda kuat bahwa Bromo Sunset kini diakui sebagai destinasi seni-budaya tingkat kawasan.

Nuansa Internasional Terasa Sejak Awal

Menjelang sore, kabut tipis mulai turun di lereng Bromo. Suhu merosot tajam, namun suasana justru semakin syahdu. Panitia membuka acara dengan Tari Tengger, disambut tepuk tangan meriah para delegasi mancanegara yang baru pertama kali menyaksikan tarian sakral masyarakat lereng Bromo itu.

Beberapa menit kemudian, Sunshine Band membawa suasana menjadi lebih ceria. Delegasi Myanmar dan Thailand tampak mencoba mengikuti irama. Gelak tawa terdengar dari bangku para peserta internasional.

Sorotan publik jatuh pada Nabila Putri Maharani, bintang cilik Probolinggo. Lagu “Probolinggo Paradise” ciptaan Bupati Probolinggo dr. Muhammad Haris (Gus Haris) yang ia bawakan mampu memukau banyak tamu. Delegasi Jepang, Yoshimasa Sumiya, terlihat merekam penampilan itu sambil berulang kali mengangguk kagum.

Puncak internasionalisasi Bromo Sunset terjadi jelang senja. Di tengah kabut yang makin tebal, Bupati Probolinggo dr. Muhammad Haris memimpin prosesi penyerahan gelar kehormatan “Pemuda Lintas Negara Sahabat Alam Probolinggo” kepada para delegasi ASEAN–Jepang.

Seruni-Point.jpg

Mereka mengangkat plakat persahabatan di depan latar senja Bromo yang temaram. Pemandangan itu tampak seperti poster kampanye perdamaian—indah, hangat, dan simbolis.

“Probolinggo is your home in East Java,” ujar Bupati Haris, disambut tepuk tangan panjang para delegasi.

Ia menegaskan bahwa Bromo bukan hanya ikon wisata, tetapi ruang pertemuan budaya, ruang diplomasi, dan ruang pendidikan alam.

SAE Probolinggo Diperkenalkan ke Dunia

Dalam pidatonya, Bupati Haris memaparkan konsep SAE Probolinggo (Seven Authentic Explore Probolinggo) sebagai jati diri baru pariwisata daerah. Probolinggo disebut memiliki tujuh pesona otentik:
seven lakes, seven waterfalls, seven beaches, seven cultures, seven special educations, seven histories, dan seven commodities.

Delegasi ASEAN tampak antusias. Perwakilan Cambodia dan Thailand mencatat sejumlah poin. Delegasi Myanmar bahkan menyebut alam Bromo sebagai “powerful and unforgettable.”

Saat kabut menebal di penghujung acara, para musisi dan delegasi tanpa komando membentuk lingkaran dan menyanyikan beberapa lagu bersama. Delegasi Jepang bahkan mempersembahkan lagu khusus untuk Probolinggo dalam tiga bahasa: Jepang, Inggris, dan Indonesia.

Penari Probolinggo kembali tampil dengan gerakan lambat yang menyatu dengan kabut. Siluet mereka terlihat seperti legenda yang hidup di kaki gunung.

“This is like a film,” ujar Choo Choon Hong dari Malaysia.

Kombinasi alam, musik, dan diplomasi pemuda berhasil menghadirkan citra baru bagi Probolinggo. Acara yang bermula sebagai perayaan lokal kini tumbuh menjadi platform pertemuan internasional.

Sejumlah delegasi bahkan mengungkapkan keinginan untuk kembali.
“Terlalu indah untuk sekali datang,” ujar delegasi Thailand.

Sesi ke-9 Bromo Sunset Music & Culture menegaskan satu hal: Probolinggo telah membuka panggungnya untuk dunia.

Dan dunia, melalui ASEAN dan Jepang, telah memberikan tepuk tangan panjang. (*)

Pewarta : Theofany Aulia (DJ-999)
Editor : Deasy Mayasari
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Majalengka just now

Welcome to TIMES Majalengka

TIMES Majalengka is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.