TIMES MAJALENGKA, MAJALENGKA – Produk kerajinan anyaman bambu tetap menjadi favorit di tengah perkembangan zaman yang terus berubah. Meskipun tidak sepopuler dulu, namun beberapa daerah di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, masih memegang teguh kerajinan ini secara turun-temurun, menjadikannya ikon industri rumahan berbasis kearifan lokal.

Menurut Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Majalengka, H. Ida Heryani, di tengah persaingan dengan produk-produk plastik murah, kerajinan anyaman bambu tetap eksis dan memiliki pangsa pasar yang setia.

Ida mengatakan, bahwa harga kerajinan anyaman bambu di Majalengka sangat bervariasi, tergantung pada ukuran dan jenis anyaman tersebut.

"Produk anyaman bambu yang dihasilkan antara lain boboko, pipiti, aseupan, saringan, tampian serta berbagai peralatan dapur dan alat rumah tangga lainnya," ungkap Ida Heryani, Selasa (19/3/2024).

Beberapa daerah yang masih aktif dalam menekuni anyaman bambu antara lain di Kecamatan Sukahaji, Rajagaluh, Palasah dan Leuwimunding.

Ida menyebut, bahwa pemerintah daerah turut berupaya mendorong keberadaan produk unggulan anyaman bambu tersebut agar tetap bertahan dan berkembang di tengah perubahan zaman.

Para pengrajin akan mendapatkan bantuan dalam hal permodalan, pembinaan keterampilan dan pemasaran melalui berbagai kegiatan dan acara lokal maupun nasional.

"Pemerintah daerah juga mendorong dalam dalam segi promo dan memasarkan produk-produk mereka, baik sebagai oleh-oleh khas Majalengka maupun melalui partisipasi dalam pameran-pameran lokal dan nasional," paparnya.

Ia menambahkan, bahwa setiap Selasa pada agenda kegiatan yang disebut Selasa Ekonomi Kreatif (Selotif), Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Majalengka mengunjungi lokasi para pelaku usaha ekonomi kreatif, termasuk industri rumahan anyaman bambu. 

"Tujuannya membangun sinergi guna membantu dan mendorong para pelaku usaha ekonomi kreatif, dengan harapan dapat mendukung produk-produk unggulan lokal Kabupaten Majalengka agar tetap eksis dan berkembang," jelasnya. (*)