TIMES MAJALENGKA, MAJALENGKA – Tradisi membangunkan orang untuk sahur di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat sudah ada sejak dulu.
Namun seiring dengan perkembangan zaman, kini tak lagi hanya berupa bunyi-bunyian dari pukulan kentongan yang digunakan sebagai iringan sahutan membangunkan orang untuk segera bersantap sahur.
Di Majalengka, tradisi ini kerap disebut dengan Obrog-obrog. Sekelompok orang di dalamnya tak berbatas usia, mulai dari remaja hingga dewasa pun larut bak dalam harmonisasi sebuah orkes.
Layaknya sebuah grup band, Obrog-obrog ini terdiri dari penyanyi dan pengiring musiknya, biasanya diikuti pula arak-arakan beberapa orang anak di bagian barisan belakang.
Propertinya ditunjang alat pendukung seperti amplifier dan pengeras suara. Ditambah lagi beberapa alat musik sederhana yakni sebuah gitar, kendang dan gong.
Agar lebih mudah untuk membawa ampli dan accu atau genset mini, dua alat ini dimasukan ke gerobak, kemudian gerobak tersebut didorong secara bergantian oleh personelnya.
Biasanya, para pemuda mulai berkeliling sejak Pukul 02.00 WIB dini hari sembari melantunkan alunan musik dangdut, tarling, melayu atau lagu-lagu yang sedang hits saat ini.
Aksinya itu kerap mengundang penasaran bagi penghuni rumah. Ketika 'konser keliling' ini berlangsung, warga yang mendengarnya dibuat merasa tertarik dan penasaran. Tak jarang, ada yang langsung keluar rumah hanya demi melihat dan mengetahui siapakah gerangan sang vokalis maupun pengiring lainnya.
Sesuai tradisi pula, tiga hari menjelang lebaran Obrog-obrog ini biasanya akan menampakan diri di siang hari melakukan aktivitas serupa, yakni berkeliling sambil melantunkan musik dan lagu-lagu andalannya.
Seperti diketahui, kini sudah dua pekan berjalan umat muslim seluruh dunia melaksanakan sahur untuk menunaikan ibadah puasa Ramadan 1444 Hijriah.
Sahur merupakan istilah yang merujuk pada aktivitas makan oleh umat Islam, dilakukan dini hari bagi mereka yang hendak menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan. Ketika waktu sahur tiba, masyarakat memiliki berbagai tradisi yang dilakukan untuk membangunkan warga kampung sekitar.
Jika dulunya masyarakat dibangunkan dengan kentongan keliling cukup sambil meneriakkan 'Sahur! Sahur!'. Kali ini tradisi itu mulai bergeser dari cara sederhana ke yang lebih modern dengan diteriakkan melalui pengeras suara masjid di sekitar kampung.
Namun, rupanya tradisi membangunkan sahur secara tradisional ini masih bertahan di beberapa daerah. Terlebih, seiring perkembangan zaman saat ini banyak pula ragam cara membangunkan sahur dilakukan agar lebih menarik, seperti halnya Obrog-obrog di Kabupaten Majalengka. (*)
Pewarta | : Jaja Sumarja |
Editor | : Ronny Wicaksono |