https://majalengka.times.co.id/
Berita

Bayi Lahir di Reruntuhan Gedung

Kamis, 09 Februari 2023 - 08:36
Bayi Lahir di Reruntuhan Gedung Seorang bayi perempuan yang lahir di bawah reruntuhan di Suriah. (FOTO: The Sun/AP)

TIMES MAJALENGKA, JAKARTA – Sejumlah anak termasuk bayi perempuan yang tali pusarnya masih melekat di perutnya diselamatkan dari reruntuhan gedung usai gempa bumi 7,8 SR di Turki maupun Suriah.

Korban tewas akibat gempa yang mengguncang Turki dan Suriah pada Senin telah meningkat menjadi lebih dari 12.000.

Bayi perempuan dilahirkan di Suriah barat laut saat ibunya terjepit diantara reruntuhan bangunan. Ketika dilakukan pertolongan, tali pusarnya masih nempel di placenta.

Ibunya, Afraa, ayahnya, Abdullah dan empat saudara kandungnya, serta seorang bibinya juga tewas.

Ibunya meninggal dunia sesaat setelah melahirkannya. Bayi itu sekarang dalam kondisi stabil setelah tiba di rumah sakit pada hari Senin dengan memar, luka robek, dan hipotermia

Rekaman dramatis menunjukkan ketika seorang pria menggendong bayi itu yang terbalut debu, setelah dia ditarik dari puing-puing di Jindayris.

Seorang dokter di sebuah rumah sakit di dekat Afrin mengatakan dia sekarang dalam kondisi stabil.

Bangunan tempat tinggal keluarganya adalah salah satu dari sekitar 50 bangunan yang dilaporkan hancur akibat gempa berkekuatan 7,8 di Jindayris, sebuah kota yang dikuasai oposisi di provinsi Idlib yang dekat dengan perbatasan Turki.

Paman bayi itu, Khalil al-Suwadi, mengatakan, kerabatnya bergegas ke tempat kejadian ketika mereka mengetahui keruntuhan itu.

"Kami mendengar suara saat sedang menggali," katanya kepada kantor berita AFP, Selasa. "Kami membersihkan debu dan menemukan bayi dengan tali pusarnya utuh, jadi kami memotongnya dan sepupu saya membawanya ke rumah sakit," katanya.

Dokter anak, Hani Maarouf mengatakan bayi itu tiba di rumah sakitnya dalam kondisi buruk, dengan beberapa memar dan luka di sekujur tubuhnya.

gempa-Turki-2.jpg

"Dia juga datang dengan hipotermia karena cuaca yang sangat dingin. Kami harus menghangatkannya dan memberikan kalsium," tambahnya.

Dia difoto berbaring di inkubator dan terhubung ke infus, saat pemakaman bersama diadakan untuk ibunya Afraa, ayah Abdullah dan empat saudara kandungnya.

Mereka termasuk di antara 1.800 orang yang diketahui tewas akibat gempa di Suriah, menurut pemerintah yang bermarkas di Damaskus dan White Helmets, yang sukarelawan penanggap pertamanya beroperasi di daerah yang dikuasai oposisi.

Pertahanan Sipil Suriah, yang memimpin upaya untuk menyelamatkan orang-orang yang terkubur di bawah puing-puing di daerah yang dikuasai pemberontak akibat gempa di Suriah, mengatakan sejauh ini belum menerima bantuan apa pun.

"Waktu hampir habis. Ratusan orang masih terperangkap di bawah reruntuhan. Setiap detik bisa berarti menyelamatkan nyawa," cuit mereka pada Selasa.

Mereka mengimbau semua organisasi kemanusiaan dan badan internasional untuk memberikan dukungan material dan bantuan kepada organisasi yang menanggapi bencana ini.

PBB telah bersumpah untuk menggunakan "segala cara" yang mungkin untuk mendapatkan bantuan kepada orang-orang di barat laut, tetapi pengiriman telah dihentikan sementara karena jalan yang rusak dan masalah logistik lainnya.

Ia juga mendesak pemerintah untuk tidak mempolitisasi pengiriman bantuan ketika begitu banyak yang sangat membutuhkan.

Sebuah perjanjian Dewan Keamanan PBB mengesahkan penggunaan hanya satu penyeberangan perbatasan untuk pengiriman dari Turki ke barat laut.

Semua pengiriman lainnya dimaksudkan melalui Damaskus, meskipun di masa lalu pemerintah hanya memfasilitasi sejumlah kecil bantuan lintas-jalur.

Bahkan sebelum gempa terjadi, 4,1 juta orang di barat laut - kebanyakan wanita dan anak-anak mengandalkan bantuan kemanusiaan untuk bertahan hidup.

UNICEF juga mengatakan gambar dari begitu banyak anak yang terjebak dalam bencana itu “menyakitkan hati”.

"Bahwa gempa awal terjadi begitu pagi, ketika banyak anak tertidur lelap, membuatnya semakin berbahaya, dan gempa susulan membawa risiko yang berkelanjutan,” kata Direktur Eksekutif UNICEF, Catherine Russell.

"Hati dan pikiran kami bersama anak-anak dan keluarga yang terkena dampak, terutama mereka yang kehilangan orang yang dicintai atau yang terluka. Prioritas utama kami adalah memastikan anak-anak dan keluarga yang terkena dampak menerima dukungan yang sangat mereka butuhkan," katanya.

"Kerusakan sekolah, rumah sakit, dan fasilitas medis dan pendidikan lainnya kemungkinan akan berdampak lebih jauh pada kehidupan anak-anak," kata organisasi itu.

Anak-anak di Suriah juga terus menghadapi salah satu situasi kemanusiaan paling kompleks di dunia, setelah lebih dari satu dekade konflik dan krisis ekonomi yang memburuk.

Penyakit yang ditularkan melalui air, termasuk kebangkitan kolera, lanjut UNICEF, membuat anak-anak dalam kondisi sangat rentan.

Kini ditambah dengan banyaknya anak-anak yang tertimbun reruntuhan gedung akibat gempa  7,8 SR baik di Turki maupun Suriah

Gempa lagi

Gempa berkekuatan 4,3 melanda beberapa bagian Lebanon pada Rabu (9/2/2023) malam, Pusat Seismologi Eropa dan Mediterania melaporkan.

Getarannya terasa sampai di kota Saida (Lebanon selatan) dan Tripoli (Lebanon Utara).

Beberapa laporan gempa juga dilaporkan oleh warga Beirut, Gunung Lebanon, dan Baalbek. Menurut pusat seismologi, getaran juga dirasakan di Suriah.

Korban tewas akibat gempa bumi yang mengguncang Turki dan Suriah pada Senin telah meningkat menjadi lebih dari 12.000. (*)

Pewarta : Widodo Irianto
Editor : Wahyu Nurdiyanto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Majalengka just now

Welcome to TIMES Majalengka

TIMES Majalengka is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.