TIMES MAJALENGKA, INDRAMAYU – Social Project dengan nama "Gesit Indramayu" yang diusung Nok Nang Dermayu menjadi program luar biasa yang membawa nama Kabupaten Indramayu ke naik ke podium tertinggi pada Pemilihan Mojang Jajaka Jabar (Jawa Barat) 2024 pada Minggu (15/12/2024).
Program ini tidak hanya menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan, tetapi juga mempromosikan potensi pariwisata lokal melalui gerakan nyata seperti Clean-up Movement dan penanaman mangrove di kawasan pesisir pantai Indramayu.
Sosok Lina Egisti (22) atau akrab dipanggil Egis peraih Mojang Mimitran Jawa Barat 2024 sekaligus Nok Dermayu Wakil Siji 2023 yang hobi travelling dengan latar belakang pendidikan D4 Manajemen Perhotelan dan pengalaman menjadi pembicara terbaik, memberikan keunggulan tersendiri dalam memperkuat narasi program ini.
"Dengan segala ikhtiar bersama tim, alhamdulillah kita mampu menyampaikan visi program dengan cara yang menarik, khususnya kepada generasi muda, untuk meningkatkan kesadaran pentingnya menjaga lingkungan," kata pemilik akun media sosial Instagram @linaegiss kepada TIMES Indonesia melalui keterangan tertulis, Kamis (19/12/2024).
Sementara itu, Nang Dermayu Pinunjul 2023, Wahyu Harjo (21) peraih gelar Jajaka Wakil II Jawa Barat 2024 yang memiliki latar belakang prestasi sebagai penerima Beasiswa Sobat Bumi dari Pertamina Foundation dan Wakil Presiden Mahasiswa Universitas Wiralodra, menambah kekuatan dalam social project ini.
Dengan pengalaman dalam kegiatan sosial dan keberhasilan di bidang olahraga pencak silat, Wahyu mampu menghadirkan perspektif yang beragam dan inspiratif untuk menggerakkan komunitas lokal dalam mendukung program Gesit Indramayu.
Menurut anak pertama dari empat bersaudara ini, bahwa Gesit Indramayu memiliki tujuan besar untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, khususnya generasi muda, tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan mendorong gaya hidup ramah lingkungan.
"Penanaman mangrove sebagai bagian dari program ini bukan hanya memberikan manfaat ekologis berupa peningkatan biodiversitas, tetapi juga membantu mengurangi dampak perubahan iklim dan mencapai target net zero emission," ujar Wahyu.
Namun kata Wahyu, pelaksanaan program ini tidak lepas dari tantangan, seperti keterbatasan sumber daya untuk pengadaan bibit dan alat, kurangnya antusiasme masyarakat karena minimnya informasi, serta waktu terbatas untuk memberikan edukasi kepada anak-anak sekolah.
Meski begitu tambah Wahyu, program ini juga menyimpan banyak peluang. Kerja sama dengan perusahaan melalui program CSR, kampanye kreatif di media sosial, dan kolaborasi dengan sekolah untuk menyisipkan materi lingkungan dalam kurikulum adalah beberapa langkah strategis yang dapat diambil.
"Dengan semangat kolaborasi dan inovasi, program ini mampu menciptakan dampak positif jangka panjang bagi lingkungan pesisir Indramayu," tutur pemuda yang juga pemilik akun media sosial media sosial Instagram @Wahyuhrj_ dan Facebook Wahyu Harjo.
Melalui advokasi ini, ia juga menggambarkan bagaimana generasi muda dapat menjadi motor perubahan sosial yang nyata. Dengan slogan "Kita tidak mewarisi bumi dari nenek moyang kita, tetapi kita hanya meminjamnya dari anak dan cucu kita," program ini mengajak semua pihak untuk ikut menjaga kelestarian lingkungan demi masa depan yang lebih baik.
"Keikutsertaan dan dukungan masyarakat menjadi kunci untuk memastikan bahwa Gesit Indramayu dapat membawa Indramayu meraih prestasi tertinggi pada Pemilihan Mojang Jajaka Jawa Barat 2024 sekaligus meninggalkan warisan positif bagi generasi mendatang," tandasnya. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Social Project 'Gesit Indramayu' Bawa Nok Nang Dermayu Bersinar di Mojang Jajaka Jabar 2024
Pewarta | : Wandi Ruswannur |
Editor | : Ronny Wicaksono |