TIMES MAJALENGKA, BANDUNG – Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Lembaga Seni Qasidah Indonesia (LASQI) Nusantara Jaya Jawa Barat, Dr. KH. Maman Imanulhaq, menegaskan pentingnya strategi dakwah berbasis budaya di era disrupsi yang serba digital dan cepat berubah. Pesan tersebut disampaikan dalam kegiatan pelantikan Pengurus LASQI Nusantara Jaya Kabupaten Bandung, yang berlangsung di Bandung, Jumat (10/10/2025).
Menurut Kiai Maman, pendekatan budaya menjadi kunci agar pesan-pesan keagamaan dapat tersampaikan secara lebih menyenangkan, inklusif, dan membumi di tengah masyarakat modern. Dakwah yang disampaikan dengan cara yang lembut dan penuh keindahan diyakini mampu menarik simpati masyarakat luas.
“Dakwah harus hadir melalui bahasa budaya — melalui qasidah, hadrah, shalawat, dan ekspresi seni yang menghidupkan semangat keindahan Islam. Inilah wajah dakwah yang merangkul, bukan memukul, yang menggembirakan, bukan menakutkan,” ujar Kiai Maman, yang juga Anggota Komisi VIII DPR RI.
Ia menilai bahwa Lembaga Seni Qasidah Indonesia (LASQI) memiliki peran strategis dalam memperkuat hubungan antara spiritualitas dan kreativitas masyarakat. Melalui seni qasidah, dakwah dapat menjadi sarana edukasi yang mempererat persaudaraan, memperkuat karakter bangsa, serta menumbuhkan rasa cinta tanah air.
“Seni qasidah bukan hanya hiburan, tetapi media dakwah yang mengajarkan nilai-nilai moral, kebersamaan, dan nasionalisme,” tambahnya.
Pelantikan pengurus LASQI Kabupaten Bandung turut dihadiri sejumlah tokoh penting, di antaranya Wakil Ketua DPR RI Dr. H. Cucun Syamsurijal, Bupati Bandung Dr. H. Dadang Supriatna, Anggota DPR RI Asep Rohmaya, Anggota DPRD Jawa Barat Humairo, Ketua LASQI Nusantara Jaya Bandung Hj. Fatimah, serta Sekjen LASQI Nusantara Jaya Drs. Inu Aminuddin.
Kehadiran para tokoh lintas sektor tersebut menunjukkan komitmen bersama antara pemerintah, ulama, dan kalangan seniman untuk membangun dakwah yang lebih humanis dan adaptif terhadap perkembangan zaman.
Melalui LASQI, diharapkan dakwah kultural dapat terus berkembang sebagai ruang kreatif yang menyatukan nilai-nilai spiritualitas, estetika, dan kebangsaan, sekaligus menjadi denyut dakwah yang menyejukkan, mencerahkan, dan memperkuat karakter bangsa. (*)
Pewarta | : Jaja Sumarja |
Editor | : Imadudin Muhammad |