TIMES MAJALENGKA, MAJALENGKA – Sektor pariwisata Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, menunjukkan tren positif pada Agustus 2025. Hal ini terlihat dari data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) Majalengka yang mencatat adanya kenaikan Tingkat Penghunian Kamar (TPK) baik hotel bintang maupun nonbintang di wilayah tersebut.

Berdasarkan laporan BPS yang diterima TIMES Indonesia, pada Kamis (30/10/2025), TPK gabungan hotel bintang dan nonbintang di Majalengka mencapai 36,60 persen pada Agustus 2025, naik 3,19 poin dibandingkan Juli 2025 yang tercatat 33,41 persen.

Kenaikan ini mencerminkan peningkatan aktivitas wisata dan pergerakan ekonomi lokal, khususnya di sektor akomodasi dan jasa pariwisata. Menurut BPS, TPK menjadi salah satu indikator penting yang menggambarkan tingkat permintaan terhadap layanan perhotelan di suatu daerah.

"Peningkatan TPK menunjukkan adanya pergerakan wisatawan dan kegiatan ekonomi yang lebih aktif,," tulis BPS dalam laporannya.

Wisman dan Wisnus Masih Alami Penurunan

Di sisi lain, dua indikator lain yang dirilis BPS menunjukkan tren berbeda. Jumlah wisatawan mancanegara (Wisman) yang masuk melalui Bandara Internasional Kertajati tercatat sebanyak 231 kunjungan pada Agustus 2025, turun 12,17 persen dari bulan sebelumnya yang mencapai 263 kunjungan.

Sementara itu, wisatawan nusantara (Wisnus) yang melakukan perjalanan ke Majalengka juga mengalami penurunan sebesar 6,14 persen, dari 276 ribu perjalanan pada Juli 2025 menjadi 259 ribu perjalanan di Agustus 2025.

Event Jadi Pendorong Kepariwisataan

BPS menegaskan, meski data Agustus belum mencerminkan dampak langsung dari berbagai event atau festival daerah. Namun, kegiatan semacam itu tetap menjadi faktor pendorong meningkatnya okupansi hotel dan memperluas dampak ekonomi dan memperkenalkan potensi wisata Majalengka secara lebih luas.

BPS Kabupaten Majalengka secara rutin merilis data statistik melalui laman resmi majalengkakab.bps.go.id, setiap bulan. Data tersebut diharapkan dapat menjadi referensi penting bagi pemerintah daerah, pelaku industri pariwisata, dan investor dalam menyusun strategi pengembangan wisata yang berkelanjutan di Kabupaten Majalengka. (*)