TIMES MAJALENGKA, JAKARTA – Presiden Donald Trump memutuskan untuk menutup United States Agency for International Development (USAID) atau Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat.
USAID yang bekerja selama enam dekade untuk menopang keamanan Amerika dengan memerangi kelaparan, mendanai pendidikan, dan upaya mengakhiri epidemi ditutup karena dianggap mengerogoti anggaran pemerintah.
Terkait hal ini, Donald Trump telah memerintahkan para pekerja USAID di seluruh dunia untuk kembali ke Amerika. Bahkan para pekerja yang dianggap tidak ada kontribusinya akan dipecat.
Diberitakan VOA Indonesia, para pekerja diberi waktu selama 30 hari untuk berkemas sekaligus menutup semua kantor.
Dalam keterangannya, Donald Trump yang berasal dari Partai Republik dan tim efisiensi pemerintah miliarder pimpinan Elon Musk menyebut sebagian besar pengeluaran untuk program-program di luar negeri sebagai pemborosan.
Meskipun ada protes dari anggota Kongres Partai Demokrat, badan bantuan ini telah menjadi target khusus karena pemerintahan baru dan Departemen Efisiensi Pemerintah yang memangkas anggaran pimpinan Musk ingin mengecilkan pemerintah federal.
Mereka telah memerintahkan penghentian pengeluaran yang telah melumpuhkan bantuan dan pekerjaan pembangunan yang didanai Amerika Serikat di seluruh dunia, memangkas kepemimpinan senior dan tenaga kerja dengan cuti dan pemecatan, dan menutup markas besar Washington bagi para staf pada hari Senin.
Para anggota Kongres mengatakan bahwa server-server komputer badan tersebut telah diangkut. “Menghabiskan akhir pekan dengan memasukkan USAID ke dalam mesin pemotong kayu,” bual Musk di X.
Pemecatan massal ribuan staf di luar negeri dan di Washington akan menghancurkan miliaran dolar proyek di sebagian dari 120 negara, termasuk bantuan keamanan untuk mitra seperti Ukraina serta pekerjaan pembangunan untuk air bersih, pelatihan kerja dan pendidikan, termasuk untuk anak sekolah di bawah pemerintahan Taliban di Afghanistan.
Partai Demokrat Tolak Penutupan USAID
Amerika Serikat sejauh ini merupakan donor kemanusiaan terbesar di dunia. Amerika Serikat membelanjakan kurang dari satu persen dari anggarannya untuk bantuan luar negeri, lebih kecil dari beberapa negara. Program-program kesehatan seperti program yang berjasa dalam membantu mengakhiri wabah polio dan cacar, serta program HIV/AIDS yang telah menyelamatkan lebih dari 20 juta nyawa di Afrika, telah dihentikan.Begitu juga dengan pemantauan dan pengerahan tim reaksi cepat untuk penyakit menular seperti wabah Ebola di Uganda.
Ratusan juta dolar makanan dan obat-obatan yang telah dikirim oleh perusahaan-perusahaan Amerika Serikat tertahan di pelabuhan-pelabuhan karena penutupan mendadak oleh pemerintah.
Anggota Kongres dari Partai Demokrat dan yang lainnya mengatakan bahwa USAID diabadikan dalam undang-undang sebagai badan independen, dan tidak dapat ditutup tanpa persetujuan kongres.
Para pendukung USAID dari kedua partai politik mengatakan bahwa pekerjaan USAID di luar negeri sangat penting untuk melawan pengaruh Rusia, China, dan musuh-musuh serta saingan lainnya di luar negeri, dan untuk memperkuat aliansi dan kemitraan. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Donal Trump Tutup USAID, Ribuan Pekerja dari Seluruh Dunia Dipulangkan ke AS
Pewarta | : VOA Indonesia |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |