TIMES MAJALENGKA, MAJALENGKA – Pilkada serentak 27 November 2024 mendatang memang masih lama. Dan Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, akan menggelar pula kontestasi Pemilu 2024 tingkat daerah tersebut. 

Hanya saja, sebelum bicara pilkada serentak, tiket masuk untuk mengusung calon kepala daerah itu, ada di pundak partai politik (parpol) yang ada. 

Ketua KPU Majalengka, Agus Syuhada mengatakan, parpol saat ini tengah konsen untuk suksesi Pileg dan Pilpres. Mengingat untuk mencalonkan pasangan bupati dan wakilnya, parpol harus memenuhi 20 persen perolehan suara atau kursi.

‎"Satu parpol atau gabungan parpol harus memenuhi syarat 20 persen dari perolehan suara atau kursi. Di kita ada 50 kursi di DPRD, jadi minimal harus punya 10 kursi dari satu parpol atau gabungan parpol untuk mencalonkan bupati dan wakilnya," ujarnya, Kamis, (16/6/2022). 

Agus menambahkan, perolehan suara atau kursi di DPRD Majalengka itu, akan mengacu pada hasil perolehan kursi yang didapat pada Pileg tahun 2024 mendatang.  "Acuannya hasil pileg 2024 ya, bukan perolahan suara hasil Pileg  tahun 2019 lalu," ujarnya. 

Bicara soal jalur pendftaran calon bupati dan wakilnya, masih kata Agus, ‎untuk pilkada di daerah manapun memang hanya ada jalur, yakni jalur kendaraan partai politik (parpol) ‎atau jalur perseorangan/independen. 

"Pertarungan untuk Pileg dan Pilpres ini akan sangat menentukan calon pasangan bupati dan wakil bupati yang akan maju pada pilkada mendatang," ujarnya.

Selain jalur parpol, jika memang ada pihak tertentu yang mau menyalonkan diri di jalur independen, maka KPU Majalengka telah siap untuk menerimanya. KPU Majalengka berjanji akan bersikap adil.  

"Kami, KPU berjanji akan berlaku adil. Baik jalur parpol mupun perseorangan atau independen, semuanya akan kami perlakukan adil," ungkap Ketua KPUD Majalengka terkait komitmennya di Pemilu 2024 mendatang. (*)