TIMES MAJALENGKA, MAJALENGKA – KH Abdul Chalim Leuwimunding adalah tokoh ulama asal Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, yang kiprahnya sangat penting dalam organisasi keagamaan Nasional. Selain itu, ia ikut berjuang merebutkan kemerdekaan melalui Hizbullah Majalengka.
Menurut catatan hikayatnya, Abdul Chalim dilahirkan pada tahun 1898 dan wafat pada tahun 1972. Saat kecil ia menuntut ilmu di pesantren Majalengka yakni di Trajaya, Kedungwuni Leuwiseeng dan pesantren Kempek di Cirebon.
Pada tahun 1914, ketika usianya baru menginjak enam belas tahun, ia berkesempatan untuk menunaikan ibadah haji dan menuntut ilmu ke tanah Hijaz.
Di sanalah ia sempat menimba ilmu secara langsung dari Abu Abdul Mu'thi, Muhammad Nawawi bin Umar al-Bantani yang lebih tersohor dengan sebutan Imam Nawawi Banten.
Di Tanah Hijaz, ia pun bertemu dan berguru dengan KH. Wahab Chasbullah, salah seorang tokoh senior sebagai pengurus Sarekat Islam sekaligus pendiri Nahdlatul Ulama.
Kedekatan KH Abdul Chalim dengan KH. Wahab Hasbullah menjadikan keterlibatannya dalam Nahdlatul Wathan. Selain Nahdlatul Wathan, KH. Abdul Chalim juga tercatat sebagai pengajar di Tashwirul Afkar Surabaya.
Melalui aktivitasnya di Nahdlatul Wathan inilah KH. Abdul Chalim menerapkan gagasan-gagasan keagamaannya tentang interaksi sosial dan solidaritas politik dan kebangsaan dalam masyarakat.
Tahun 1942 ketika ormas-ormas Islam dibekukan oleh pemerintah penjajahan Jepang, KH. Abdul Chalim mendapat dua tantangan besar di daerahnya. Dalam situasi inilah kemudian ia membentuk Hizbullah Cabang Majalengka bersama KH. Abbas Buntet Cirebon.
Hizbullah Majalengka kemudian bahu membahu bersama dengan kelompok-kelompok pejuang lainnya, baik dari laskar-laskar santri maupun laskar-laskar pemuda lainnya untuk mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.
Kemudian pada tahun 1955, KH. Abdul Chalim menjadi anggota DPR dari partai NU dari perwakilan Jawa Barat. Dalam perjuangannya itu lebih dititikberatkan pada pemberdayaan warga NU Jawa Barat.
Buah dari perjuangan dan gagasannya itu yakni membentuk berbagai wadah pemberdayaan masyarakat, seperti Perkumpulan Petani NU (PERTANU), Perkumpulan Guru NU (PERGUNU) dan pendirian lembaga-lembaga pendidikan NU di Jawa Barat lainnya.
Hikayat putera daerah ini bisa dijumpai di antara display totem tokoh-tokoh Majalengka lainnya yang diabadikan di Taman Sejarah Majalengka.
Diusulkan Menjadi Pahlawan Nasional
Bupati Majalengka, H. Karna Sobahi, menilai bahwa KH. Abdul Chalim Leuwimunding, Majalengka, saat ini sudah sepantasnya mendapat gelar pahlawan nasional. Hal itu diungkapkannya ketika dalam seminar pengusulan calon pahlawan nasional bagi KH. Abdul Chalim, Kamis (30/3/2023).
Upaya lain dalam pengusulan calon KH. Abdul Chalim Leuwimunding sebagai pahlawan nasional. Saat ini Pemkab Majalengka, melalui dinas sosial telah membentuk Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Daerah (TP2GD).
Sejalan dengan tugas yang diembannya, TP2GD yang telah dibentuk saat ini tengah melakukan proses penelitan dan pengkajian terhadap KH Abdul Chalim Leuwimunding sebagai calon pahlawan nasional dari Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, pada tahun 2023. (*)
Pewarta | : Jaja Sumarja |
Editor | : Ronny Wicaksono |