https://majalengka.times.co.id/
Berita

Mantap, Inovasi Pengelolaan Sampah di Kota Surabaya Dilirik Dunia

Minggu, 18 Mei 2025 - 21:54
Mantap, Inovasi Pengelolaan Sampah di Kota Surabaya Dilirik Dunia Pembina Kampoeng Oase Suroboyo Grup Adi Candra saat menjelaskan pengolahan sampah di Kampoeng Oase Songo kepada National Project Coordinator UNDP Indonesia Ahmad Bahri Rambe (baju putih). (Foto: Istimewa)

TIMES MAJALENGKA, SURABAYAKota Surabaya menjadi salah satu lokasi implementasi program penanganan sampah hasil kerjasama Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Koordinator Bidang Pangan dan Kementerian Lingkungan Hidup (KLHK) dengan Uni Emirat Arab (UEA). 

Program penanganan sampah sungai ini diinisiasi oleh United Nations Development Programme (UNDP) dan dijalankan secara kolaboratif dengan berbagai pihak, termasuk Pemerintah Daerah, bank sampah, komunitas masyarakat, serta berbagai organisasi non-pemerintah (NGO) lokal.

Ahmad Bahri Rambe, Program Coordinator UNDP menjelaskan, implementasi program tersebut akan berfokus pada dua pendekatan utama, yaitu Gerakan Sedekah Sampah Indonesia (GRADASI) .

Selain itu, ada pula penanganan sampah di sungai melalui pemasangan Trash Broom, peningkatan kapasitas para pemangku kepentingan, serta pengadaan fasilitas penanganan sampah di tingkat masyarakat.

"GRADASI ini mengajak masyarakat agar memberikan sampah bersih dan terpilahnya di tempat-tempat yang sudah ditentukan, seperti rumah ibadah, komunitas, universitas, rumah sakit, sekolah-sekolah, pondok pesantren dan Masyarakat," ungkapnya, Minggu (18/5/2025). 

Sampah bersih dan terpilah ini, akan ditimbang dan didistribusikan ke bank sampah, pengepul atau pelepak sampah.

Uang yang dihasilkan, akan digunakan untuk kegiatan-kegiatan sosial seperti biaya bayar sekolah bagi murid yang kurang mampu, masyarakat yang membutuhkan, biaya berobat bagi masyarakat muapun dana sosial lainnya untuk rumah ibadah. 

"Sampah bersih dan terpilah masih memiliki nilai ekonomi yang tinggi yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk kegiatan sosial maupun meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal," ujar Bahri. 

Lebih lanjut, ia menyebut bahwa salah satu kampung di Surabaya, yakni Kampoeng Oase Ondomohen telah melakukan GRADASI.

Karena pendekatan integratifnya dalam mengelola sampah rumah tangga, termasuk pemilahan sampah dari sumber, pengolahan sampah organik menggunakan maggot, serta pemanfaatan sampah organik sebagai salah satu sumber pupuk berbasis lokal demi mencapai ketahanan lokal.

"Kampoeng Oase Ondomohen merupakan contoh nyata bagaimana pemberdayaan masyarakat dan inovasi lokal dapat menciptakan solusi berkelanjutan dalam pengelolaan sampah dan ketahanan pangan. Pendekatan ini sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) dan dapat direplikasi di wilayah lain," tutur Bahri. 

Membangun Ketahanan Pangan dan Ekonomi Lokal

Pendekatan integratif ini tidak hanya berfokus pada pengelolaan sampah tetapi juga berkontribusi pada ketahanan pangan dan pemberdayaan ekonomi lokal. 

Sampah organik yang diolah menjadi kompos telah dimanfaatkan untuk mendukung pertanian urban, sementara program budidaya ikan dan ayam di Kampoeng Oase Ondomohen menunjukkan bagaimana sampah organik rumah tangga dapat digunakan secara produktif sebagai pakan ternak, ikan, dan compost bagi urban farming masyarakat lokal.

"Transformasi ini membuka peluang baru bagi masyarakat untuk meningkatkan pendapatan, mengurangi kemiskinan, dan mencapai ketahanan pangan. Inilah bukti bahwa pengelolaan sampah bukan hanya tentang membersihkan lingkungan tetapi juga membangun masa depan yang lebih baik," jelasnya. 

Program percontohan nasional untuk pengelolaan sampah berbasis komunitas yang ada di Kampoeng Oase Ondomohen akan digunakan sebagai referensi dalam merancang kebijakan dan program serupa di daerah lain. 

"Dengan kolaborasi yang solid, inovasi teknologi, dan pemberdayaan komunitas, program ini tidak hanya bertujuan untuk mengatasi pencemaran sampah tetapi juga menjadi katalisator untuk transformasi sosial dan lingkungan di Indonesia," tandas Bahri.  

Dalam kesempatan yang sama, pembina Kampoeng Oase Suroboyo Grup Adi Candra mengaku bangga atas kunjungan tim UNDP Indonesia melalui TKN PSL ( Tim Koordinasi Nasional Penanganan Sampah Laut ).

Menurutnya, kunjungan di Kampoeng Oase Suroboyo Grup yang terdiri dari Kampoeng Oase Ondomohen, Kampoeng Pintar Oase Tembok Gede dan Kampoeng Oase Songo bisa menjadi booster agar semakin masif dalam upaya pengelolaan sampah yang terbingkai dalam gerakan GRADASI.

"Sehingga semakin mendekatkan kita dalam solusi penanganan sampah untuk menguatkan ketahanan pangan yang berkelanjutan serta capaian 17 target SDG's," ungkap Adi. 

Selain itu, upaya tersebut juga bisa untuk menjalankan wisata berkelanjutan atau sustainable tourism

"Sustainable tourism adalah salah satu upaya kita untuk menjaga keberlanjutan program pengelolaan lingkungan dan ketahanan pangan yang ada di Kampoeng Oase Songo. Yang salah satunya menjadi kampung wisata edukasi, urban farming, dan pengelolaan lingkungan, itu prinsipnya," pungkas Adi. 

Sebagai informasi, kegiatan ini dibuka oleh National Project Coordinator UNDP Indonesia Ahmad Bahri Rambe. Dari hasil pertemuan, disepakati Sulaiman Sulang dari Kota Malang sebagai Ketua atau Koordinator Forum Komunikasi GRADASI Jawa Timur dan Nurcholis sebagai Koordinator Ketua GRADASI Surabaya. (*)

Pewarta : Siti Nur Faizah
Editor : Ronny Wicaksono
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Majalengka just now

Welcome to TIMES Majalengka

TIMES Majalengka is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.